Monday, 19 July 2010

"darah muda" dan "distribusi normal"


Teman..gambar di atas pasti udah familier bnget buat teman yang kuliah matematik, ato yang punya intuisi tajam, ato mengulang mata kuliah statistika dan probabilitas (pengalman pribadi^^)…

Bukan..itu bukan gambar gunung, tonjolan tumor, atopun tonjolan-tonjolan yang ”lain” ( :)) ), Melainkan KURVA DISTRIBUSI NORMAL, yach saya cukup kesulitan kalo disuruh mendefinisikan maksud distribusi normal ini, kalo menurut versi oom wiki

“adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang memiliki rata-rata nol dan simpangan baku satu. Distribusi ini juga dijuluki kurva lonceng (bell curve) karena grafik fungsi kepekatan probabilitasnya mirip dengan bentuk lonceng..”

Duh ruwet banget yach???sederhananya begini, distribusi normal adalah bentuk persebaran yang menunjukkan kalo nilai rata-rata (average) punya kuantitas (banyaknya) yang lebih dominan. Dibandingakan nilai yang superior ato inverior (kalo ada ahli statistika yang protes, daku mohon maaf, daku blom cukup kompeten, statpro saya dapat C ),

biar gampang kita ambil aja contoh kasus : Misalkan dalam satu mata kuliah, mahasiswa yang dapat nilai C paling banyak, lebih dari 70 % (waduuuh..sadis amat tuh dosen ^^..), sedang yang dapat A-B dan D-E cuma 30 % -nan, maka dapatlah kita katakana kalo nilai mata kuliah tersebut terdistribusi Normal ( nilai yang dominan berada ditengah2, a-b-C-d-e ).

Sebetulanya kalo mau buka mata lebar-lebar, kita bakal nemui distribusi normal ini dimana mana, dosen paling seneng ngasih nilai terdistribusi normal (kecuali dosennya baek bangeeeetttt^^), intensitas hujan turun dengan distribusi normal (kalo petama mulai hujan cuma rintik2, trus ditengah2 jadi lebat banget, abis itu pelan2 jadi sedikit lagi), sampe persebaran IQ manusia (lihat gambar), kebanyakan manusia punya IQ yang rata rata (bagian tengah), diluar itu baik idiot (IQ jongkok banget), maupun Genius (IQ tinggi benget). Masing masing cuma kebagia 5 %

(pesan moral : buat teman2 idiot sekalian..jangan berkecil hati, ternyata anda2 sekalian sama langkanya dengan orang genius…^^)

Kalo dipikir-pikir lagi, ternyata hidup kita. Saya, anda, & semua orang didunia ini pun serupa sekali dengan distribusi normal ini. Kita dilahirkan dengan nilai nol besar, buta segala hal, serba “Nggak bisa”, serba “Nggak tahu”. Pada fase ini tak seorangpun manusia bisa hidup sendiri, harapan hidup kita tergantung orang lain (orang tua, keluarga). But seiring berjalannya waktu (kita bisa sebut waktu sebagai sumbu X dalam kurva), kita semakin dewasa, semakin tahu, semakin banyak bisa. Pada usia menuju dan sampai kedewasaan ini, kita semua bertransformasi.



Pada usia keemasan inilah (usia dewasa a.k.a usia muda, saya gak punya batasan sendiri dalam mengkatagorikan usia muda, namun teman2 pasti nyambung dengan maksud saya^^) manusia sampai pada puncak kejayaannya.

Pada umur seperti ini manusia mulai berkaya secara maksimal, berkontribusi secara maksimal, dan memperoleh ide-ide orisinil mereka, ini terjadi justru di usia muda, usia yang dianggap belum labil ato belum matang menurut perkataan orang-orang tua kita (pengalaman pribadi^^).

Lihatlah banyak contohnya : Abel menemukan persamaan dengan rumus yang belum pernah ada saat berusia 19 tahun, lalu Galios yang pada usia 21 tahun memunculkan teori bilangan imajiner dan pengelompokan, teori fisika paling terkenal di dunia, relativitas einstain, dibangunnya (oleh albert einstain) pada usia 17 tahun, belum lagi gauss yang menemukan ide tentang deret saat usia 10 tahun, newton, dan benyak ilmuan lain..usia muda, kendatipun adalah usia punuh kelabilan, egoisme, ato perasaan “paling hebat sendiri”, tapi juga jadi usia dimana kemampuan intelektual, kreatifitas,, serta puncak kinerja fisik (kalo kematangan mental??perlu dipertanyakan lagi).

Dan akhirnya tibalah kita pada akhir dari fase distrubusi normal ini, dari puncak, kinerja kita makin lama makin turun, linier dengan bertambahnya “ waktu”- kita dan tak seorangpun bisa menghentikan waktu. Usia tua bakal datang buat semua orang tanpa pilih-pilih, dan saat itulah kita kehilangan daya untuk berkarya (kecuali obat APTX-4869 nya detective conan yang bisa bikin vermount awet muda udah ditemukan^^)

Lalu pertanyaanya sekarang??apakah kita-kita yang sekarang sedang berada di puncak kurva distribusi normal ini akan menyia-nyiakan “periode emas kita ini”???,..(mohon maaf buat oom dan tante yang baca ini dan berusia diatas 60, dengan segala hormat, saya nyatakan anda tidak termasuk..^^)..

Jawaban teman sekalian tentulah “TIDAK”, namun apakah perkataan tidak itu sudah sejalan dengan tindakan..??silahkan piker lagi. Ketika terjadi tabrakan kepentingan di hari saptu, antara kuliah umum dan jadwal tidur siang..manakah yang kuta pilih..?? atau ketika kita punya waktu “tak terbatas” buat maen fb-an, sedang waktu buat belajar mid-rekpon besok siang rasanya sedikit banget yang disisihkan (ditambah dikorupsikan pula buat baca novel 5 cm …*pengalaman pribadi*..)

Ternyata benarlah peringatan Allah SWT dalam surat Al-Ashr (Q-103) : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran…

Betapa Tuhan telah wanti wanti soal memaksimalkan ”kurva distribusi normal” kita, namun masih saja mengabaikannya. Saya teringat perkataan orang bijak yang bilang “anda di masa depan adalah apa yang anda usahakan sekarang”…dengan menitik beratkan” sekarang” sebagai usai muda. Jadi apakah sudah maksimal usaha yang kita lakukan saat ini? Apakah kita mau memilih jadi orang yang punya sumbangsih besar buat masyarakat, orang lain, atau minimal “calon keluarga” kita nanti, atau jadi orang “biasa-biasa” saja, yang menjalani hidup “biasa-biasa” saja, lau mati dan terlupakan?? (waduh bahasa gw..^^wkwkwkw)

mengutip lagu darah bang roma :

Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak perduli
Biasanya para remaja
Berpikirnya sekali saja
Tanpa menghiraukan akibatnya
Wahai kawan para remaja
Waspadalah dalam melangkah
Agar tidak menyesal akhirnya

Apakah kita sudah jadi seperti generasi yang dinyanyikan bang roma? Semua itu kembali ke usaha kita masing-masing,

Share |

Post a Comment

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online